Tulisan ini ku tulis khusus untukmu, restuku. Entah kapan kamu akan membacanya, biarlah ku tulis dengan seluruh hatiku. Hari ini, 16 Januari 2018 adalah hari bertepatan hubungan kita yang ke 6 tahun. Hari ini untuk pertama kalinya tak ada ucapan "happy anniversary, ay". Dulu aku selalu bertanya-tanya tentang orang yang selalu bersama bertahun-tahun namun akhirnya berpisah dengan mudahnya, apa yang mereka rasakan dan fikirkan?. Secepat itukah perasaan hilang begitu saja? itu aneh menurutku. Namun kini, hal tersebut terjadi pada kita. Allah mendengar dan menjawab pertanyaanku ternyata :)
"Sayang" kamu sempat memanggilku dengan sebutan itu terakhir kita bertemu. Banyak yang aneh denganmu kini, sejak ku relakan kamu dengannya. Ah sudah, aku lelah membahas wanita itu, yang telah merebutmu dariku. Restuku, sebentar lagi kita akan bertunangan. Sebentar lagi kau sematkan lagi cincin di jari manis kiriku yang sebelumnya sempat kulepas. Mungkin kini akan dengan suasana yang berbeda. Kita sudah lama tak bersama dan kau masih dengannya namun akhirnya kita memutuskan untuk bertunangan. Dan dengan pasrahnya, aku merelakan kau tetap dengannya dengan status kita nanti. Aku hanya tak ingin melukai keluargaku, biar saja aku terluka dan kamu jangan.
Pilihan yang sulit, aku seorang yang amat pecemburu dan akhirnya aku memutuskan hal tersebut. Hidup hanya sementara kan sayang? itu yang ada difikiranku. Tidak mengapa nanti aku tak bahagia, tak mengapa nanti setiap harinya aku menahan cemburu asal kau bahagia. Ini pilihan yang insyALLAH terakhir aku pilih, aku harus siap menjalaninya :)
Dibarengi keputusan ku yang terakhir ini, aku juga menyiapkan banyak hal selain perasaan. Aku sibuk menyiapkan masa depanku, entah masa depan mana dulu yang aku hadapi. Aku menyiapkan banyak dokumen, bahkan jika nanti maut dulu yang menemuiku. Dari mulai asuransi diri, asuransi kartu kredit, hingga dokumen donor organ jika aku meninggal nanti. Jika mati saja sudah ku persiapkan dengan sebaiknya, berarti aku siap pula hidup denganmu.
Entah mengapa aku jadi selalu memikirkan masa depan yang mungkin masih lama atau sebentar lagi. Setidaknya jika aku tak bahagia, ada oranglain yang bahagia dan aku bahagia melihatnya. Aku menulis ini bukan karna aku frustasi, hanya saja tak tau dimana tempat yang tepat untuk berbagi dan aku pun ingin kamu suatu saat nanti tau apa yang aku rasakan.
Aku tak berharap kamu sadar, hanya saja jika nanti kamu membacanya kelak entah kapan itu aku berharap kamu sudah menjadi orang yang lebih baik. Silahkan anggap aku orang lain, silahkan kamu tetap bersamanya, silahkan untuk terus menyakitiku, silahkan untuk terus mengkhianatiku. Aku telah terima semua konsekuensinya sejak kini, biarlah ini menjadi balasan atas hal-hal buruk yang telah aku perbuat di dunia dan aku akan terus mencintai kamu dalam diamku.
Salam sayangku,
Dewi Kurnia Hermawan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar